Selasa, 19 Februari 2013

Segudang Masalah Akibat Sampah

      Kian lama, jumlah penduduk di bumi ini terus meningkat. Negara-negara berpenduduk banyak umumnya berada disekitar  Benua Asia. Berikut ini adalah uraian beberapa masalah yang ditimbulkan akibat sampah :

1. Tingginya Produksi Sampah
 

        Tingginya jumlah penduduk berkorelasi positif dengan jumlah sampah yang diproduksi. Sampah timbul akibat aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia. Sampah sendiri merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah (wastes) juga sering diistilahkan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Berdasarkan jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Berdasarkan zat kimia yang dikandungnya sampah dikelompokkan menjadi sampah anorganik dan sampah organik.       Sumber munculnya sampah beragam. Sejauh ini, dapat ditengarai bahwa sampah biasa berasal dari pemukiman (domestic wastes), tempat umum, perkantoran, jalan raya, kawasan industri, lahan pertanian, dan area penambangan.

2. Budaya Buang Sampah Sembarangan.

 

            Kehidupan masyarakat tradisional tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap meningkatnya volume sampah. Artinya, meskipun sampah yang dihasilkan tetap ada, tetapi jenis
sampah yang ada lebih dominan bersifat organik. Hal ini terjadi karena masyarakat belum banyak dipengaruhi oleh sentuhan dunia industri. Pada tingkatan tertentu; cara, kebiasaan, atau budaya buang sampah sembarangan pada masyarakat tradisional masih dapat dimaklumi. Namun apabila budaya tersebut diterapkan pada kehidupan teknologi tinggi atau kehidupan yang banyak tergantung pada produk dunia industri, akan berakibat buruk. Efek buruk dari perbuatan demikian akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, kepuasan warga yang umumnya menyenangi keindahan, kerapiaan, dan ketertiban.

3. Produksi Emisi Karbon (C).

 

             Sadar akan sampah yang tidak henti dan terus muncul maka berbagai cara untuk mengurangi sebaran sampah organik maupun sampah non-organik pun terus dilakukan. Berbagai proses penanganan sampah yang dilakukan berujung pada upaya penghancuran berikutnya yang tidak dapat dilakukan oleh alam, yaitu dengan cara membakar sampah. Oleh karena alasan kepraktisan dan kemudahan dalam proses pembakaran sampah, berbagai mesin pembakar sampah, incinerator, dan big garbage-burner sering digunakan di beberapa daerah. Belum lagi tumpukan sampah yang melapuk sendirinya karena proses biokimiawi ketika proses pelapukan terjadi (dekomposisi). Zat polutan yang mengudara akibat proses dekomposisi maupun pembakaran secara sengaja untuk menghancurkan sampah menyebabkan penebalan gas karbon di lapisan atmosfir, yang mengakibatkan efek rumah kaca (green house effect). Terjadinya efek rumah kaca dalam jangka waktu yang panjang dapat membawa malapetaka pada kehidupan alam semesta, khususnya umat manusia.

4. Perubahan Iklim.

 

      Pembakaran sampah menimbulkan polusi sepanjang waktu, membuat lapisan di atmosfer yang sangat kuat menyerap radiasi inframerah. Radiasi infranerah merupakan pemantulan panas dari sinar matahari yang bila terus tertahan akan menyebabkan bumi lebih panas sehingga terjadi pemanasan global. Akibatnya, keseimbangan bumi terganggu.
Pemanasan global (global warming) juga menyebabkan terjadinya perubahan iklim (climate change), gejala el nino, dan gejala la nina. Peningkatan curah hujan lebih dari biasanya menunjukkan suatu gejala alam yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi setelah uap air diatas permukaan laut terus bertambah luas dan volumenya terus membesar. Perbedaan tekanan udara di beberapa wilayah yang disebabkan oleh panas maupun dingin yang berbeda jauh menjadi prinsip terjadinya aliran angin kencang, berupa badai, topan, atau angin ribut.

5. Lahan Resapan Air berkurang.
 


              Perkembangan kehidupan yang terus berlangsung menuntut terjadinya perubahan penggunaan lahan daratan yang terus meluas. Perluasan lahan untuk pemukiman penduduk menyebabkan berkurangnya lahan terbuka hijau yang semula berfungsi untuk meresapkan air hujan. Perumahan yang didirikan beserta bangunan lain berupa prasarana jalan (aspal, semen, paving blok, dan konblok) serta saluran air merupakan bidang kedap yang tidak dapat meresapkan air.
Selain itu kehadiran lumut di permukaan tanah, ternyata menghalangi peresapan air hujan ke dalam tanah. Pada dasarnya, upaya peresapan air hujan ke dalam tanah bertujuan untuk memelihara kelembapan tanah di bawah bangunan. Tujuan lainnya yaitu menambah cadangan air tanah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bagi kehidupan dan berbagai keperluan air domestik, seperti untuk sanitasi dan kebutuhan rumah tangga yang lain. Fenomena keamblesan atau penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut di wilayah pantai serta berkurangnya sumber air tanah dan keretakan bangunan menunjukkan berkurangnya air yang diresapkan dibandingkan air yang disedot atau diambil dari dalam tanah.

6. Banjir dan Kekeringan.

 

        Banjir selalu terjadi di beberapa daerah rawan banjir ketika musim hujan. Jika curah hujan kecil, mungkin air dapat meresap ke dalam tanah dan bermanfaat untuk memelihara kelembapan tanah. Namun, ketika curah hujan yang turun begitu besarnya, air yang tidak meresap atau limpasan (aliran) permukaaan terbuang melalui saluran drainase dan sungai. Bila limpasan permukaan tidak tertampung oleh saluran-saluran tersebut, air akan meluap membanjiri kawasan yang lebih rendah.

       Jika banjir terjadi pada musim hujan, pada musim kemarau selalu saja mendatangkan kekeringan. Air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah terbuang menjadi banjir, dapat mengurangi kesempatan untuk menambah cadangan air tanah. Pada saat musim kemarau tiba, di mana curah hujan semakin rendah, simpanan air tanah terus berkurang oleh penguapan dan pemakaian air yang terus bertambah. Penyedotan air tanah yang tidak diimbangi dengan penambahan kembali melalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan kelembapan tanah berkurang dan akan menyebabakan tanah menjadi retak ketika musim kemarau  datang. Tanaman perdu dan semak pun tidak mau tumbuh karena suplai air sebagai sumber kehidupan terhenti. Lebih dari itu, sumber air bersih untuk kebutuhan manusia juga menjadi sulit.


satu pertanyaan umtuk kita semua....

SAMPAI KAPAN KITA MAU MELAKUKAN ITU SEMUA?
SERING KITA DENGAR, " ALAM TIDAK BERSAHABAT DENGAN KITA" BUKANKAH " KITA YANG TIDAK BERSAHABAT DENGAN ALAM?"


MARI RENUNGKAN BERSAMA....

Bank Sampah Pasuruan Shawahita
»» READMORE...

Minggu, 10 Februari 2013

APA ITU SAMPAH ???

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Jenis-jenis sampah
Berdasarkan sumbernya
  1. Sampah alam
  2. Sampah manusia
  3. Sampah konsumsi
  4. Sampah nuklir
  5. Sampah industri
  6. Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
  1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
  2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
1.  Sampah Organik,
yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; 2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
  1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
  2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
    • Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
    • Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
  • Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
  • Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

»» READMORE...

Sabtu, 02 Februari 2013

Kenali Tanda Segitiga Pada Kemasan Plastik


      Masyarakat awam cenderung tidak mengetahui jenis plastik yang digunakan, aman atau tidak? Organisasi Internasional, The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 telah mengeluarkan kode internasional untuk plastik. Kode ini diadopsi oleh lembaga pengembang sistem kode seperti ISO. Secara umum kode pengenal plastik dapat dikenali dari : Terletak di bawah botol Berbentuk segitiga Didalam segitiga terdapat angka Disertai nama/jenis plastik dibawah segitiga Tanda Pengenal Plastik_2 Pengenal plastik dibagi kedalam 7 kelompok (dan 3 kelompok tambahan).


1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate)  
 
 Digunakan botol plastik, berwarna jernih/transparan/ tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. 




2. HDPE (high density polyethylene)

Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. 




3. V atau PVC (polyvinyl chloride)


 Plastik jenis ini sulit didaur ulang. Ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya). 






4. LDPE (low density polyethylene)

Plastik tipe cokelat (thermoplastic/ dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah: - Kuat, - Agak tembus cahaya, - Fleksibel dan permukaan agak berlemak. - Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, - Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, - Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, - Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. 

5. PP (polypropylene)


Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene ) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. 




6. PS (polystyrene) PS (polystyrene)

Ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. 

7. Other (biasanya polycarbonate)

Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Untuk jenis plastik 7 (Other) ini ada 4 jenis, yaitu: SAN –styrene acrylonitrile ABS - acrylonitrile butadiene styrene PC - polycarbonate Nylon SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. 

SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. PC –atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
»» READMORE...

Jumat, 01 Februari 2013

3R Pengolahan Sampah

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.


Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.



Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
  • Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
  • Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
  • Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
  • Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
  • Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
  • Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  • Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  • Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  • Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  • Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  • Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
  • Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
  • Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
  • Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
  • Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. Ingin melihat dampaknya, langsung saja dicoba!
»» READMORE...

Program Bank Sampah Pasuruan Shawahita

        Bank Sampah Pasuruan peduli akan lingkungan dengan membagikan bibit TOGA (Tanaman Obat) secara gratis kepada  nasabah maupun calon nasabah dan ini adalah salah satu program, BSP Shawahita, selain program tersebut BSP juga memberikan cara pembuatan komposter serta pelatihan-palatihan yang lainnya yang berhubungan dengan 3R.







»» READMORE...